JOKOWI AHOK TERANCAM :"RESIKO KERJA"

Deen MF
Bagi sebagian warga Jakarta, cara ker-ja Jokowi - Ahok itu terbilang baru, menggelikan dan seru. Terus terang belum pernah terjadi di era pimpinan terdahulu yang suka blusukan menemui dan berjabat tangan dengan warga DKI Jakarta tanpa sungkan atau takut tertular penyakit.
Sang wakil pun demikian, begitu tegas dengan gaya khas ceplas ceplos, apalagi bila melihat kesalahan bawahannya, seru pokoknya. Satu sisi menyenangkan, sisi lain pastinya menyebalkan bagi yang kena damprat. Saya melihat cara kerja Jokowi-Ahok berisiko bagi yang pro atau pun yang kontra. Apa dan dimana letak risiko dari cara kerja Jokowi - Ahok?
Cara kerja Jokowi - Ahok beresiko, tentu berkaitan tentang dampak buruk dari gaya kepemimpinan kepala daerah yang DKI Jakarta yang baru, baik itu risiko terhadap diri Jokowi-Ahok, jajaran yang berada dibawahnya atau pun terhadap warga DKI Jakarta. Dampak buruk adalah risikonya dan ketiga kelompok tiu letak risikonya.
Coba saja kita lihat cara kerja pak Gubernur DKI dan wakilnya yang baru ini benar-benar unik dan belum pernah terjadi di Indonesia. Andai pun terjadi paling dibeberapa kejadian seperti saat bencana atau disaat-saat seremonial guna mencari simpati saja. Semenjak dipilih menjadi Gubernur DKI dan wakilnya, mereka berdua sepertinya berlari, sehingga bawahannya yang terbiasa melongo, atau datang duduk diam baca koran jadi kelabakan.
Khusus bagi para koruptor dijajaran Pemda DKI Jakarta, kehadiran Jokowi-Ahok membuat suasana ruang mennjadi gerah. Dapurnya terancam, istri muda bisa terlantar, terutama Ahok yang galak dan to the point tanpa tedeng aling-aling kalau bicara. Pengaruhnya pun plus minus melihat cara kerja Jokoiwi - Ahok terhadap jajaran yang berada dibawahnya. Risiko dari cara kerja Jokowi - Ahok nampaknya akan menimbulkan kebencian dan tertutupnya celah korupsi di jajaran Pemda DKI Jakarta. Bagaimana bisa pakai mobil mewah, jika gubernur hanya menggunakan mobil baisa?
Cara Kerja Jokowi - Ahok Berisiko Bagi Keselamatan Gubernur dan Wakilnya

Cara kerja Jokowi - Ahok berisiko pada keselamatan dan keamanan mereka sendiri, juga risiko kesehatan sang gubernur yang kelihatan tidak pernah lelah. Sedangkan bagi wakil gubernur, risiko yang harus dihadapi adalah kebencian terselubung dari jajaran dibawahnya yang pernah disemprot kata-kata mutiara saat di Pemda DKI Jakarta atau di Dinas-dinas yang dikunjunginya. Ketegasan sang wakil gubernur membuat para kepala-kepala dinas yang berada dibawah kendali Kepala Daerah Pemda DKI Jakarta itu menakutkan dan mengerikan.
Terlalu rapatnya gubernur dan galaknya wakil gubernur tentu membuat celah yang besar yang mengancam keselamatan mereka berdua. Bukankah bisa terjadi hal yang tidak diinginkan disaat pak gubernur itu berada ditengah warga yang heterogen, antara yang pro dan kontra. Jangan seperti Jhon F. Kennedy yang ditembak oleh orang yang begitu memujanya atau beberapa contoh diluar sana, dimana terjadi hal mengerikan yang malah dilakukan oleh para pendukung fanatiknya. Atau bisa saja bagi yang kontra itu menyusup ditengah mereka yang sedang berkerumun didekat pak Jokowi,..ih menakutkan!
Risiko bagi Ahok jelas ada segelintir atau mungkin banyak yang tidak suka, tapi pura-pura tersenyum dan menghormatinya, terutama bagi mereka yang telah mendapat hadiah omelan sang wakil gubernur secara blak-blakan itu. Bukankah tidak mungkin, mereka secara diam-diam bertindak jahat? Ini serem juga!
Cara Kerja Jokowi Ahok Berisiko Bagi Warga Jakarta

Sosok gubernur DKI Jakarta yang mudah dekat, murah senyum dan tidak berjarak itu membuka celah bagi warga untuk selalu mengeluh dan meminta. Maaf ini kenyataan! Jakarta ini warganya heterogen sekali, satu minta dan dituruti oleh pak Jokowi pasti yang lain juga minta, akhirnya ramai-ramai pada minta dan merengek untuk diperhatikan oleh sang gubernur. Coba kita lihat dari berita yang disiarkan di televisi, 100% warga Jakarta itu mengeluh dihadapan pak Jokowi. Entah mengeluh ini dan itu, intinya mereka ingin diperhatikan tapi mereka membuang sampah sembarangan.
Pola yang diberikan pak Jokowi saat ini membuka celah bagi warga yang tidak bertanggung jawab untuk selalu mengeluh. Tahun depan hingga masa berakhirnya jabatan kemungkinan Jakarta akan penuh dengan orang yang datang dari luar Jakarta, karena mereka beranggapan pak Jokowi itu enak orangnya. Kesempatan untuk urbanisasi bagi mereka yang hanya bermodal seadanya alias nekat sangat terbuka, bisa saja dalih berkunjung, disaat atau setelah hari raya, lama-kelamaan menetap dan membuat KTP.
Celah lain yang mungkin timbul adalah warga jadi manja, karena setiap keluhannya itu selalu dipenuhi oleh Pak Jokowi. Bagaimana dengan warga Jakarta yang lain? Bukankah Jakarta itu bukan hanya daerah Jakarta Barat yang kerap dikunjungi oleh pak gubernur? Bukankah indonesia jakarta itu lebih luas dari bantaran kali Ciliwung yang terkena banjir? nah, saya yakin hal ini akan menimbulan pemikiran-pemikiran negatif, terutama bagi yang kontra. Masa sih daerah yang dikunjungi itu harus terkena bencana atau musibah dulu? Cara kerja pak Jokowi bisa menimbulkan risiko kecemburuan sosial warga Jakarta.
Tags